Wednesday, March 18, 2015

Dewa juga Manusia, Punya Rasa, Punya Sembahan

Menurut Teori Sejarah semua yang disebut DEWA dalam mitologi, dulunya merupakan manusia nyata. Mereka bisa jadi seorang raja, bangsawan, pahlawan, atau orang saleh bahkan nabi. Legenda mengenai mereka merupakan tambahan pengagungan yang berlebihan pada masa-masa selanjutnya. Akhirnya mereka di-DEWA-kan dan beberapa ada yang disembah.


 Manusia kok disembah?

Kata “dewa” (deva) berasal dari kata “div” yang berarti “bersinar”. Dalam bahasa Latin “deus” berarti “dewa” dan “divus” berarti bersifat ketuhanan. Dalam bahasa Inggris istilah Dewa sama dengan “deity”, dalam bahasa Perancis “dieu” dan dalam bahasa Italia “dio”. Dalam bahasa Lithuania, kata yang sama dengan “deva” adalah “dievas”, bahasa Latvia: “dievs”, Prussia: “deiwas”. Kata-kata tersebut dianggap memiliki makna sama

Uniknya dalam kitab Bhagavad Gita sendiri, disebutkan para dewa hanyalah perantara Tuhan (nabi?) dan Tuhan lah yang lebih patut disembah, karena:

mereka berusaha menyembah Dewa tertentu
untuk memperoleh apa yang diinginkannya. Namun sesungguhnya
hanya Aku (Tuhan) sendiri yang menganugerahkan berkat-berkat tersebut.
(Bhagavad Gītā, 7.22)

dan Dalam Quran surat Al Israa 57 pun dikatakan:
Orang-orang yang mereka dewa-dewakan itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka. Siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti.

Juga dalam surat Al Furqaan 17-19
Dan (ingatlah) suatu hari (ketika) Allah menghimpunkan mereka beserta apa yang mereka sembah selain Allah, lalu Allah berkata (kepada yang disembah); "Apakah kamu yang menyesatkan hamba-hamba-Ku itu, atau mereka sendirikah yang sesat dari jalan (yang benar)?."

Mereka (yang disembah itu) menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagi kami mengambil selain engkau (untuk jadi) pelindung, akan tetapi Engkau telah memberi mereka dan bapak-bapak mereka kenikmatan hidup, sampai mereka lupa mengingati (Engkau); dan mereka adalah kaum yang binasa."

maka sesungguhnya mereka (yang disembah itu) telah membantah kamu tentang apa yang kamu katakan (bahwa mereka dewa yg patut disembah) maka kamu tidak akan dapat menolak (azab) dan tidak (pula) menolong (dirimu), dan barang siapa di antara kamu yang berbuat zalim, niscaya Kami rasakan kepadanya azab yang besar.


No comments:

Post a Comment