Murid: Pak, saya dengar hasil konferensi SETICon 2 yang diselenggarakan oleh SETI mengenai "Apakah Alam Semesta membutuhkan Tuhan dalam penciptaannya", para astrofiskawan menjawab TIDAK. mereka mengatakan dengan hukum fisika, kita mendapatkan alam semesta. Mereka juga mengatakan bahwa fluktuasi acak mekanika quantum dapat menghasilkan materi dan energi dari ketiadaan. jadi jika kita memutar ruang waktu dengan tepat, kita dapat menciptakan alam semesta yang baru. Artinya, alam semesta kita bisa saja adalah hasil karya ilmiah seorang anak di alam semesta lain.
Guru: Begini nak, ilmu itu memiliki dua sisi. kita bisa gunakan ilmu untuk membuktikan eksistensi Tuhan, dan sebaliknya, kita bisa menggunakannya utk menyangkal keberadaannya. Selama kita yakin bahwa ilmu alam termasuk fisika adalah usaha kita memahami hukum-hukum Tuhan atas alam ini, maka meningkatnya pemahaman kita akan meningkatkan pula keyakinan kita akan kebesaran sang Maha Pencipta. Tapi kalau kita menganggap ilmu alam termasuk fisika adalah hanya bagaimana alam berprilaku, maka pemahaman kita hanya akan menambah jauh diri kita dari sang Pencipta. Jadi semua bergantung dari cara pandang kita, dan niat kita.
Ingatlah akan kisah Ibrahim as. Ketika dia yakin bahwa patung-patung berhala itu bukan Tuhan, dia tidak berkesimpulan bahwa Tuhan itu tidak ada. Dia berusaha meneliti yang mana yang sebenarnya Tuhan itu. meskipun dia melalui kesalahan-kesalahan, tapi akhirnya Tuhan memberikan jawaban yang benar karena niat dan usaha pencariannya itu. Dan ilmu fisika masih belum selesai nak, ibarat Ibrahim yang baru menemukan matahari dan menganggapnya Tuhan, kita belum melihat matahari itu terbenam...
Satu hal lagi, ada orang yang memiliki mata, tapi tak melihat, ada yang memiliki telinga tapi tak mendengar dan ada yang memiliki ilmu, tapi bodoh!
Audzubillahi min dazaalik
No comments:
Post a Comment